https://ejournal.gardapoli.or.id/index.php/deliberatif/issue/feedJurnal Deliberatif2025-07-18T04:35:01+00:00Administratoradminojs@gardapoli.or.idOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Deliberatif</strong> adalah jurnal yang terbit dua kali dalam setahun: Juni dan Desember di bawah Jaringan Pemberdayaan Politik Lingkungan Hidup (Gardapoli), Indonesia. Jurnal ini bertujuan memperluas dan memperdalam wawasan mengenai isu hukum, politik, sumber daya manusia, dan lingkungan hidup.<br />Keberadaan Jurnal Deliberatif diharapkan menjadi opsi bacaan bagi masyarakat umum, terutama yang menaruh minat dengan hukum, politik, sumber daya manusia dan lingkugan hidup dan menjadi kebaruan atau temuan dari penelitian terutama yang berfokus kepada hukum, politik, sumber daya manusia, dan lingkungan hidup. Setiap artikel akan direview oleh reviewer yang ahli dalam bidangnya. Proses review bersifat double-blind dimana setiap reviewer tidak mengetahui identitas penulis dan sebaliknya penulis juga tidak mengetahui identitas reviewer.<br />Sebelum mengirimkan, harap pastikan bahwa naskah sesuai dengan fokus dan ruang lingkup Jurnal Deliberatif, ditulis dalam bahasa Indonesia dan abstrak ditulis dalam bahasa Inggris serta bahasa Indonesia, dan mengikuti pedoman penulis & template naskah kami. Jika naskah yang dikirimkan tidak sesuai dengan pedoman atau menggunakan format yang berbeda, maka akan ditolak oleh tim redaksi sebelum ditinjau. Tim Redaksi hanya akan menerima naskah yang memenuhi persyaratan format yang ditentukan.</p>https://ejournal.gardapoli.or.id/index.php/deliberatif/article/view/25Studi Ulumul Qur’an di Tengah Kontestasi Artificial Intellegence Versus Otoritas Keagamaan2025-07-18T04:20:53+00:00Ahmad Fahruddinahmad@gmail.com<p>Tulisan ini mengeksplorasi peran AI dalam pengembangan Ulumul Qur’an, serta tantangan dan peluang yang menyertainya dalam era transformasi digital dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah merevolusi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam studi keislaman dan pengembangan Ulumul Qur’an. Pemanfaatan AI dalam bidang ini membuka peluang besar, seperti otomatisasi pencarian ayat, analisis linguistik Al-Qur’an, klasifikasi tema, hingga pengembangan tafsir digital berbasis <em>machine learning</em>. Selain itu, teknologi AI memungkinkan akses dan pemahaman terhadap Al-Qur’an menjadi lebih cepat, luas, dan inklusif. Namun demikian, di balik kemajuan tersebut, terdapat tantangan signifikan, seperti potensi bias algoritma, keterbatasan konteks dalam interpretasi teks wahyu, serta kekhawatiran berkurangnya otoritas ulama dalam memahami dan menjelaskan makna Al-Qur’an secara komprehensif. Selain juga disebabkan karena AI memiliki keterbatasan dalam memahami konteks historis, sosiologis, dan teologis dari wahyu menjadikan peran manusia—terutama ulama dan ahli tafsir. Oleh karena itu, integrasi antara AI dan Ulumul Qur’an harus dilakukan dengan pendekatan kritis, etis, dan kolaboratif, agar teknologi ini menjadi alat bantu yang mendukung otentisitas dan kedalaman studi Al-Qur’an, bukan menggantikannya.</p> <p> </p> <p><strong><em>Kata Kunci:</em></strong><em> Ulumul Qur’an, Kontestasi, Artificial Intellegence, Otoritas Keagamaan</em></p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Ahmad Fahruddinhttps://ejournal.gardapoli.or.id/index.php/deliberatif/article/view/24Pengaruh Budaya Organisasi dan Digitalisasi terhadap Kinerja Pegawai Lembaga Regulator Sektor Keuangan: Studi Perilaku Ekonomi dalam Pengambilan Keputusan 2025-06-29T11:21:22+00:00M Khufronkhufron@gmail.comSitti Rakhmansittirakhman@gmail.com<p><em>Financial regulatory institutions play a strategic role in maintaining the stability and integrity of both national and global financial systems. In the face of digital-era challenges and structural shifts, improving employee performance has become a primary focus to ensure institutional effectiveness. This study aims to explore the influence of organizational culture and digital transformation on employee performance, and how these two factors affect decision-making patterns from a behavioral economics perspective. Using a descriptive qualitative approach based on secondary data, this study analyzes official documents, academic publications, and reports from financial regulators in various countries. The findings reveal that an integrity- and collaboration-based organizational culture, along with structured implementation of digitalization, can enhance work efficiency, decision accuracy, and employee adaptability. This study is expected to serve as a reference for strategic human resource management in the public sector.</em></p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 M Khufronhttps://ejournal.gardapoli.or.id/index.php/deliberatif/article/view/26Peran Aktivis Muda di Era Digital: Studi Kasus Sherly Annavita Rahmi2025-07-18T04:25:08+00:00Syilla Nurhanifahsyillanurhanifah@gmail.com<p>Munculnya dan perkembangan teknologi informasi di era digital ini telah membawa perubahan yang sangat signifikan dalam dinamika sosial politik, terutama dalam peran aktivis muda baik secara pola pikir, tingkah laku, responden dan segala hal lainnya. Aktivis muda memiliki peran penting dalam mendorong perubahan sosial-politik dengan memanfaatkan media digital sebagai sarana advokasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana aktivis muda menggunakan teknologi digital dalam gerakan sosial-politik, dengan studi kasus Sherly Annavita Rahmi sebagai salah satu aktivis muda yang aktif dalam menyuarakan isu-isu sosial dan politik melalui media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di mana data dikumpulkan melalui analisis konten media sosial, serta studi literatur. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengidentifikasi pola penyampaian pesan serta dampak yang dihasilkan. Data diperoleh melalui pengumpulan dan analisis komentar netizen pada berbagai unggahan media sosial. Sherly Annavita, seperti di <em>Instagram</em> dan <em>You Tube</em> yang kemudian dikategorikan berdasarkan pola komunikasi, dukungan, kritik, serta potensi disinformasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivis muda, seperti Sherly Annavita, mampu memanfaatkan media digital untuk membangun kesadaran publik, meningkatkan partisipasi politik, serta memengaruhi opini masyarakat. Namun, mereka juga menghadapi tantangan berupa hoaks, polarisasi politik, serta regulasi yang dapat membatasi kebebasan berekspresi. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan pentingnya peningkatan literasi digital bagi aktivis muda agar mereka dapat menyaring informasi dengan lebih baik dan mengembangkan strategi komunikasi yang lebih efektif. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi studi komunikasi politik dan aktivisme digital serta dapat menjadi landasan bagi penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh aktivisme digital terhadap kebijakan publik, demokrasi, memperluas cakupan dengan membandingkan peran aktivis muda di berbagai negara yang maju maupun yang berkembang.</p> <p>Kata kunci: Aktivis muda, Sosial-politik, Era digital, Sherly Annavita</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Syilla Nurhanifahhttps://ejournal.gardapoli.or.id/index.php/deliberatif/article/view/27Dinamika Kepesertaan Pemilu di Indonesia2025-07-18T04:31:05+00:00Bahrur Rosibahrur.rosi10@gmail.com<p><em>Penelitian ini hendak menjawab permasalahan tentang pengaruh konfigurasi kepentingan politik dalam proses pembentukan norma hukum tentang kepesertaan pemilu dalam undang-undang pemilu di Indonesia sejak era orde lama hingga era reformasi. Melalui kajian dengan pendekatan sejarah hukum, terlihat kepentingan politik rezim dan partai penguasa untuk melakukan pembatasan jumlah partai politik peserta pemilu dalam sistem politik otoritarian di era orde baru, yang berbeda dengan praktek di era Orde Lama dan awal era Reformasi. Kehadiran Mahkamah Konstitusi (MK) melalui fungsi constitutional review dapat mencegah upaya pembatasan kepesertaan pemilu di era Reformasi melalui beberapa Putusan yang telah dihasilkannya. Meskipun penyederhanaan jumlah partai politik peserta pemilu dapat dipahami sebagai salah satu upaya untuk mengefektifikan pemerintahan presidensil, namun langkah ini harus dilakukan dengan tetap menjamin hak politik, keadilan dan kesetaraan perlakukan.</em> </p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Bahrur Rosihttps://ejournal.gardapoli.or.id/index.php/deliberatif/article/view/28Perbudakan Digital Era Kekinian2025-07-18T04:35:01+00:00Alfiera Meutiaalfierameutia@gmail.com<p>abstrak</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Alfiera Meutia